Telaah Konsepsi Negara Hukum dan Demokrasi dalam Pembentukan Blue Constitution Di Indonesia
(1) Program Magister Ilmu Hukum Universitas Indonesia, Indonesia
Corresponding Author
Abstract
Keywords
DOI
10.47268/sasi.v26i1.211
Published
2020-05-19
How To Cite
@article{SASI211, author = {Fathan Mubiina}, title = {Telaah Konsepsi Negara Hukum dan Demokrasi dalam Pembentukan Blue Constitution Di Indonesia}, journal = {SASI}, volume = {26}, number = {1}, year = {2020}, keywords = {Blue Constitution; State; Maritime}, abstract = {The supporting idea of this topics relates to the term of exclusive economic zone which is defined as a territorial sea outside, coastal states that have sovereignty over all natural resources in them and have the right to the application of Coastal state jurisdiction. This zone is located at 200 miles from the base of the territorial sea. Indonesia requires the Blue Constitution or maritime constitution as a constitutional basis for the use of maritime territory in Indonesia. This is what is said to be horizontally integrated territory. There is also the condition of a country's territorial territory separated from other countries' territorial territories. The essence of the state is to control a territory and be recognized internationally. There is existing country if it occupies an area which is its right to the interests of social and geographical unity. The sea area of a country such as Indonesia contained in the provisions of the 1945 Constitution is referred as the blue constitution inside.}, issn = {2614-2961}, pages = {52--74} doi = {10.47268/sasi.v26i1.211}, url = {https://fhukum.unpatti.ac.id/jurnal/sasi/article/view/211} }
Buku
[1] Adhayanto, Oksep, dkk. (2009) Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan. Tanjungpinang: Umrah Press.
[2] Adiwijoyo, Suwarno. (2005). Konsolidasi Wawasan Maritim Indonesia. Jakarta: Pakar.
[3] Arifin, Saru. (2014). Hukum Perbatasan Darat Antarnegara. Jakarta: Sinar Grafia.
[4] Arinanto, Satya. (2018). Politik Hukum 1. Jakarta: Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
[5] Arinanto, Satya. (2018) Politik Hukum 2. Jakarta: Pascasarjana Universitas Indonesia..
[6] Arinanto, Satya. (2018). Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
[7] Asshiddiqie, Jimly. (1994). Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
[8] Asshiddiqie, Jimly. (2007). Ideologi, Pancasila, dan Konstitusi. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
[9] Asshiddiqie, Jimly. (2008). Menuju Negara Hukum yang Demokratis. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi.
[10] Asshiddiqie, Jimly. (2010). Green Constitution. Jakarta: Rajawali Press.
[11] Attamimi, A. Hamid S. (1992). Pancasila Cita Hukum dalam Kehidupan Hukum Bangsa Indonesia, dalam Pancasila sebagai Ideologi dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara. Jakarta: BP 7 Pusat.
[12] Budiardjo, Miriam. (1986). Aneka Pemikiran tentan Kuasa dan Wibawa. Jakarta: Sinar Harapan.
[13] Dahl, Robert A. (1971). Polyarchy: Participation and Opposition. New Haven: Yale University Press.
[14] Ekatjahjana, Widodo. (2008). Pengujian Peraturan Perundang-undangan dan Sistem Peradilannya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sutra.
[15] Fadjar, Mukthie. (2005). Tipe Negara Hukum. Malang: Bayu Media.
[16] Fatwa, A. M. (2009). Potret Konstitusi pasca Amandemen UUD 1945. Jakarta: Kompas.
[17] Goesniadhie, Kusnu. (2006). Harmonisasi Hukum dalam Perspektif Perundang-Undangan: Lex Specialis Suatu Masalah. Surabaya: JP Books.
[18] Hagel, Jack. (1975). The Descriptive Analysis of Power. New Haven: Yale University.
[19] Jacobeen and Lipman, (1956). Political Science, dalam “College Outline Series“. New York: Barnes & Nable.
[20] Jenning, Ivor. (1960). The Law and the Constitution. London: University of London.
[21] Joeniarto, (1968). Negara Hukum. Yogyakarta: Badan Penerbit Gadjah Mada.
[22] Jurdi, Fajlurrahman. Teori Negara Hukum. Malang: Setara Press. 2016.
[23] Kelsen, Hans. (2006). Teori Hukum Murni: Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif. Bandung: Nusamedia.
[24] Kelsen, Hans. (2016). Teori Umum Hukum dan Negara. Terjemahan Raisul Muttaqien. Bandung: Nusa Media.
[25] Kritz, Neil J. ed. (1995). Transitional Justice: How Emerging Democracies Reckon with Former Regimes, Volume II: Country Studies. Washington, D.C.: United States Institute of Peace Press.
[26] Lijphart, Arend. (1984). Democracies: Patterns of Majoritarian and Consensus Government in Twenty-One Century. New Haven and London: Yale University Press.
[27] Locke, John. (1956). The Second Treatise of Government. New York: Bobbs Merrill.
[28] Lubis, Solly. (2008). Hukum Tata Negara. Bandung: Mandar Maju.
[29] Malian, Sobirin. (2002). Gagasan Perlunya Konstitusi Baru Pengganti UUD 1945. Yogyakarta: UII Press.
[30] Manan, Bagir. (1995). Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara. Bandung: Mandar Maju.
[31] Mangunsong, Parlin M. (1992). Konvensi Ketata negaraan Sebagai Salah Satu Sarana Perubahan Undang-Undang Dasar. Bandung: Alumni.
[32] Nonet, Phillipe dan Phillipe Selznick. (1978). Law and Society in Transition: Toward Responsive Law. New York: Harper & Row.
[33] Novia, Windy. (2006). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko.
[34] Parthiana, I Wayan. (2015). Landas Kontinen Dalam Hukum Laut Internasional. Bandung: Mandar Maju.
[35] Pieris, John. (2007). Pembatasan Konstitusional Kekuasaan Presiden RI. Jakarta: Pelangi Cendekia.
[36] Prijanto, Heru. (2007). Hukum Laut Internasional. Malang: Bayumedia.
[37] Prodjodikoro, Wirjono. (1983). Azaz-azaz Hukum Tata negara Di Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
[38] Rustow, Dankwart. (1970). Transitions to Democracy: Towards to a Dynamic Model, Comparitive Politics 2.
[39] Siong, Gouw Giok. (1955). Pengertian tentang Negara Hukum. Jakarta: Keng Po.
[40] Soemantri, Sri. (2015). Konstitusi Indonesia: Prosedur dan Sistem Perubahannya Sebelum dan Sesudah UUD 1945 Perubahan. Bandung: Rosda.
[41] Strauss, David A. (2010). The Living Constitution. New York: Oxford University Press.
[42] Suharizal, dan Arifin, Firdaus. (2007). Refleksi reformasi konstitusi, 1998-2002. Bandung: Citra Aditya Bakti.
[43] Sukma, Rizal. (2005). Reformasi Sektor Keamanan Indonesia: Pengertian, Tujuan, dan Agenda, dalam Rusdi Marpaung dkk. (eds). Dinamika Reformasi Sektor Keamanan. Jakarta: Imparsial.
[44] Thomson, Brian. (1993). Textbook on Constitutional & Administrative Law. Third Edition. London: Blackstone Press Limited.
[45] Tutik, Titik Triwulan. (2010). Kontruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945. Jakarta: Kencana.
[46] Wardani, Kunthi Dyah. (2007). Impeachment Dalam Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta: UII Press.
[47] Wignjosoebroto, Soetandyo. (2014). Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional. Jakarta: Huma, Van Vollen Hoven Institute, KITLV Jakarta, dan Epistema Institute. 2014.
[48] Willoughby, W.W. Fundamental. Concept of Public Law.
[49] Yusuf, Chandra Motik. (2010). Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim, dalam kegiatan 75 Tahun Prof. Dr. Hasjim Djalal, MA. Jakarta: Ind Hill.Co.
Jurnal dan Lain-Lain
[50] Adhayanto, Oksep. (2013). Eksistensi Hak Prerogratif Presiden Dalam Sistem Pemerintahan Presidensial Setelah Amandemen UUD 1945. Disertasi. Bandung: Universitas Islam Bandung.
[51] Adhayanto, Oksep. (2014). Maritime Constitution. Jurnal Selat Vol. 2 No. 1. Tanjungpinang: Fakultas Hukum Universitas Maritim Raja Ali Haji.
[52] Asshiddiqie, Jimly. (2004). Cita Negara Hukum Indonesia Kontemporer. Orasi Ilmiah. Palembang: Universitas Sriwijaya.
[53] Beding, Bona. (2013). Genealogi Laut: Dialektika Bahari Vs Maritim Eksistensi Laut Dalam Sastra Laut Lamalera. Jakarta: Makalah Diskusi Panel Serial Ketiga YSNB.
[54] Fitriciadia, Aidul. (2012). Pancasila dan Arsitektur Negara Hukum Indonesia: Upaya Dekolonialisasi dan Rekonstruksi Tradisi. Prosiding Konferensi dan Dialog Nasional Negara Hukum, dengan tema: Negara Hukum Indonesia Kemana akan Melangkah? Jakarta..
[55] Linz, Juan J. (1982). The Transition from the Authoritarian Regimes to Democratic Political Systems and the Problems of Consolidation of Political Democracy, Unpublish Manuscript, Tokyo: IPSA Tokyo Roundtable.
[56] Priyanta, Maret. (2010). Penerapan Konsep Konstitusi Hijau (Green Constitution) di Indonesia Sebagai Tanggung jawab Negara Dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jurnal Konstitusi. Volume 7, Nomor 4. Jakarta.
[57] Widodo, Reza Irfa. (2016). TNI AL Akui Kurang Optimal dalam Pengawasan Keamanan Laut, 2016. http://www.nasional.republika.co.id
Copyright (c) 2020 Fathan Ali Mubiina
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.